BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar, sangat
penting bagi seorang guru untuk mempunyai berbagai metode. Ia harus mempunyai
wawasan yang luas tentang bagaimanakah kegiatan belajar-mengajar itu terjadi,
dan langkah-langkah apakah yang harus ia tempuh dalam kegiatan tersebut. Jika
seorang guru tidak mempunyai metode dalam mengajar, apalagi tidak menguasai
materi yang hendak disampaikan, maka kegiatan belajar dan mengajar tersebut
tidak akan maksimal, bahkan cenderung gagal.
Macam-macam
metode telah banyak
digunakan dalam dunia
pendidikan formal, non-formal,
maupun di dunia
pesantren. yang digunakan adalah
kitab-kitab kuning yang tanpa harakat yang dibutuhkan dalam memahami kitab
kuning tersebut dengan
menggunakan Nahwu dan
Sharaf yang sekarang
ini dianggap sangat sulit
dalam mempelajarinya, oleh
karena itu banyak para ulama membuat metode-metode yang
gampang dipelajari oleh peserta didik yang tanpa memerlukan waktu yang terlalu
lama dalam mempelajarinya dan memahami kitab kuning, yaitu metode
Amtsilati yang saat
ini sudah banyak diterapkan oleh
pesantren-pesantren maupun madrasah-madrasah diniyah.
Penggunaan kitab kuning sebagai referensi di
Pesantren dan di Madrasah Diniyah juga telah diatur dalam peraturan pemerintah.
Pekapontren Blora : Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 pasal 24 ayat 2
tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan menyatakan bahwa pendidikan
Al-Qur’an terdiri dari Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA/TKQ), Taman Pendidikan
Al-Qur’an (TPA/TPQ) , Ta’limul Qur’an Lil Aulad (TQA), dan bentuk lainnya yang
sejenis.
Al-Istiqomah merupakan suatu lembaga
pendidikan islam yang terdiri dari Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan
Madrasah Diniyah Amtsilati. Dimana Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan
tingkatan awal yang mengajarkan baca tulis Al-Qur’an, untuk melanjutkan ke
tingkatan berikutnya yaitu di Madrasah Diniyah Amtsilati santri harus terlebih
dahulu lulus dari tingkat TPQ. Dan di tingkat Madrasah Diniyah Amtsilati ini
mengajarkan bagaimana memahami kitab kuning, agar memudahkan para santrinya
maka digunakanlah metode Amtsilati, yaitu cara cepat memahami kitab kuning.
Berdasarkan realita, masalah umum yang sering kali dijumpai ketika seseorang yang ingin dapat memahami kitab
kuning, maka minimal ia harus hapal 1000 bait nadham Alfiyah yang
ditempuh dengan waktu minimal 1 tahun bahkan sampai 2 atau 3 tahun. Setelah
hapal Alfiyah pun seseorang tidak serta-merta dapat memahami kitab kuning karena yang dihapalkan
barulah rumus-rumus sehingga ia harus
belajar mengaplikasikan rumus-rumus tersebut dalam kitab-kitab kuning yang ada.[1]
Setelah
peneliti melakukan observasi dan wawancara di Madrasah Diniyah Amtsilati
Al-Istiqomah didapatkan masalah antara lain : 1) strategi pembelajaran yang kurang
efektif dikarenakan pembagian kelas yang tidak disesuaikan berdasarkan jilid.2)
dalam praktek membaca kitab kuuning, yang digunakan hanyalah kitab Safinatun
Najah saja, sehingga santri kurang benar-benar teruji ketika membaca kitab
kuning lainnya.
Dengan
berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
mengambil judul “Peran Metode Amtsilati dalam Memahami Kitab Kuning di Madrasah Diniyah
Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan”.
B.
RumusanMasalah
RumusanMasalahmerupakansalahsatupokok
yang
cukuppentingdalamkegiatanpenelitiansehinggapenelitimerasaperludanpentingsekaliuntukmembuatrumusan-rumusanmasalah
yang akanditelitidandicarikanjawabannya. Penelitidalamkegiataninimerumuskanmasalahsebagaiberikut:
1. Bagaimana pemanfaatan metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di
Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan ?
2. Bagaimana peran metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah
Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan?
3. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran metode Amtsilati dalam
memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso
Buaran Pekalongan ?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Mengacupadarumusanmasalah yang penelitipaparkan di atas,
makamenjadijelasbahwapenelitianinimempunyaitujuan:
1.
Untuk mendeskripsikan pemanfaatan metode
Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati
Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan
2.
Untuk mendeskripsikan peran metode Amtsilati
dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso
Buaran Pekalongan
3.
Untuk mendeskripsikan Faktor pendukung dan penghambat
peran metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah
Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan
Adapun manfaat atau kegunaan dari diadakan penelitian
ini terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1.
ManfaatsecaraTeoritis
a.
Hasilpenelitianiniakanmenjaditambahanwawasanpengetahuan
yang diharapkan bisamenjadipijakanpengambilankebijakandanpembuatan program-program yang
ada di Madrasah Diniyah Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan
b.
Diharapkandapatmemberikanusahauntukmeningkatkanpartisipasimasyarakatterhadappenyelenggaraanpendidikan.
2.
ManfaatsecaraPraktis
a.
Hasilpenelitianiniakanmenjadikajiankritisbagipenelitiuntukmengembangkanilmu
yang penelitiperoleh agar bergunabagi agama bangsadannegara.
b.
Hasil penelitian ini akan melengkapi
perbendaharaan karya ilmiah dalam dunia pendidikan yang dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan atau bahkan rujukan bagi siapapun yang bermaksud mengadakan
penelitian selanjutnya.
D.
Tinjauan Pustaka
1.
Analisis Teori
a.
Metode Amtsilati
Menurut Sri Anitah W, dkk dalam bukunya yang
berjudul “strategi pembelajaran di SD” menjelaskan bahwa Metode dalam bahasa
Inggris Method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan pembelajaran,
metode berarti suatu cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa. Karena
metode lebih menekankan peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan
kata mengajar, yaitu metode mengajar. Joni (1992/1993) mengemukakan bahwa
metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk
mencapai tujuan tertentu.[2]
Menurut M. Misbach, dari jurnalnya yang
berjudul “Jurnal pemikiran alternatif kependidikan Taufiqul Hakim “Amtsilati”
dan Pengajaran Nahwu-sharaf”. Menjelaskan bahwa Amtsilati yaitu suatu metode
yang tepat untuk
belajar memahami kitab
kuning tanpa harus
memakan waktu yang lama dalam memahami kitab kuning. H. Taufiqul Hakim.
Beliaulah yang menciptakan metode amtsilati tersebut, Ia menawarkan satu metode
baru dalam pembelajaran Nahwu-Sharaf yang dikenal dengan nama metode Amtsilati.
Nama ini bermula dari nama kitab yang ia susun dan sebagai pijakan materi
pembelajaran, Kitab Amtsilati, yang terdiri dari 5 jilid. Asumsi dasar yang
digunakan adalah para pemula merupakan orang yang belum tahu sama sekali
tentang apa yang akan dipelajarinya sehingga ia membuat skala prioritas
materi-materi yang diperlukan bagi mereka. Penyampaian materi bermula dari yang
mudah terlebih dahulu kemudian sedikit demi sedikit masuk ke materi yang sulit.
Dalam aplikasinya, metode Amtsilati menekankan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran dengan sedikit teori namun banyak praktik.[3]
Sedangkan menurut Sahal Mahfudh dan Salman
Dahlawi, dalam artikelnya yang berjudul “Ensiklopedia NU, Amsilati, Metode Baru
Ngaji Nahwu” menjelaskan bahwa metode amtsilati tersebut tertuang dalam
beberapa buku maupun jilid, yaitu Tattimah, Qoidati, Khulashoh, Sharfiyah, dan
lima jilid amtislati dengan materi yang berbeda-beda. [4]
b.
Kemampuan dalam memahami kitab kuning
Kitab kuning, disebut kitab kuning karena
kertas buku yang berwarna kuning yang pada asal muasalnya di bawa dari Timur
Tengah pada awal abad kedua puluh dan ditulis dengan huruf arab atau di
Indonesia di tulis ulang dengan huruf Arab versi Melayu atau sesuai dengan
daerah setempat. Karena warna kertasnya berwarna kuning, akhirnya untuk
memudahkan penyebutan kitab tersebut, maka dikatakan “kitab kuning”, yaitu
hakikat sebenarnya yaitu suatu kitab atau buku yang kertasnya berwarna kuning,
dan kitab atau buku ini umumnya diajarkan di pondok-pondok pesantren
tradisional.
Mahfudh Ikhasan al-Winai dalam bukunya yang
berjudul “Konsep Kitab Kuning” menjelaskan tentang gramatikal bahasa Arab[5]
Menurut Naifah dalam bukunya yang berjudul
“Teratai (Terampil Atur Nilai) Metode Pembelajaran Bahasa Arab Efektif
Aplikatif” menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Arab yaitu ilmu yang
mempelajari berbagai metode pembelajaran bahasa untuk menciptakan kegiatan pembelajaran
bahasa Arab yang berkualitas, tepat sasaran dan berhasil guna.[6]
Menurut Ulin Nuha dalam bukunya yang berjudul
“Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab” menjelaskan bahwa
problematika pengajaran bahasa Arab itu dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya yaitu pertama faktor linguistik yang terdiri dari tata bunyi, kosakata, tata kalimat, dan
tulisan, kedua faktor Non linguistik
yang terdiri dari sosio-kultural dan sosial budaya[7]
2.
Penelitian yang relevan
Dalam hal ini penulis mengambil beberapa
sumber sebagai rujukan perbandingan, diantaranya yaitu sebagai berikut :
Skripsi dari Himmah Aulia, program studi
pendidikan Agama Islam jurusan Tarbiyah IAIN Walisongo tahun 2010 yang berjudul
“Aplikasi Model Amtsilati Dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Studi Pada Madrasah
Diniyah Putri Pondok Pesantren Addainuriyah 2 Semarang” menjelaskan Secara
umum, pelaksanaan model Amtsilati ini sudah terlaksana sesuai prosedur seperti
yang terdapat di pondok pesantren Darul Falah, Jepara. Namun demikian masih ada
beberapa problematika yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model
Amtsilati tersebut.[8]
Skripsi Thoifah Akhmilani, Progam studi Pendidikan Agama Islam Jurusan
Tarbiyah STAIN Pekalongan tahun 2009 yang berjudul “Pengaruh Metode Amtsilati
terhadap kemampuan Berbahasa Arab Peserta didik di TPQ “IBNU KATSIR
ROWOKEMBU-WONOPRINGGO” menjelaskan bahwa
pelaksanaan pembelajaran metode amtsilati di TPQ Ibnu katsir Rowokembu
Wonopringgo dalam kategori cukup.Sedangkan kemampuan berbahasa arab peserta
didik dalam kategori cukup. Setelah dianalisis disimpulkan ada pengaruh yang
signifikan pembelajaran metode amtsilati terhadap kemampuan berbahasa Arab
peserta didik TPQ Ibnu Katsir Rowokembu Wonopringgo. [9]
Skripsi Irwan Fathullah progam studi
Pendidikman Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Negeri Malang tahun 2008,
yang berjudul “Penerapan Metode Amtsilati Dalam Membaca kitab Kuning Di
Pesantren Al-Hikam Malang” skripsi tersebut menjelaskan motivasi dan
tujuan penerapan metode
Amtsilati yang pertama
adalah karena memandang bahwa
metode-metode pembelajaran bahasa diterapkan sebelumnya
kurang mendapat hasil
yang optimal, yang
kedua adalah adanya ketertarikan
terhadap metode Amtsilati
yang dipandang sangat
mudah, efektif, dan efisien,
serta dalam waktu
yang cepat peserta
didik dengan mudah dapat memahami materi. Sedangkan tujuan
diterapkannya Amtsilati di Al-Hikam adalah
untuk memberikan modal
kepada para santri
Al-Hikam dalam membaca kitab. Mengenai waktu pembelajaran
yang seharusnya 6 bulan ditargetkan mampu membaca kitab
(sebagaimana yang diterapkan
PP. Darul Falah
Jepara) dikarenakan
santri-santri di PP.
Darul Falah rata-rata
masih berusia anak-anak yang lebih difokuskan kepada
penghafalan dan pemahaman, tidak demikian di Al-Hikam, di
sana diperpanjang hingga
2 tahun menimbang
kesibukan santri yang tidak hanya di dalam pesantren.[10]
Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut di
atas yaitu sama-sama meneliti tentang Amtsilati hanya saja yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian Himmah Aulia yang berjudul “Aplikasi Model
Amtsilati Dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Studi Pada Madrasah Diniyah Putri
Pondok Pesantren Addainuriyah 2 Semarang” yaitu tempat penelitiannya.
Penelitian ini mengambil tempat di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah
Wonoyoso.
Pada penelitian Thoifah Akhmilani yang berjudul “Pengaruh
Metode Amtsilati terhadap kemampuan Berbahasa Arab Peserta didik di TPQ “IBNU
KATSIR ROWOKEMBU-WONOPRINGGO” yang membedakan yaitu penelitian tersebut
menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif selain itu, penelitian tersebut menjelaskan bahwa metode
amtsilati berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa arab.
Sedangakan pada penelitian Irwan Fathullah yang berjudul
“Penerapan Metode Amtsilati Dalam Membaca kitab Kuning Di Pesantren Al-Hikam
Malang” yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu selain
lokasi penelitiannya juga tentang penerapan metode Amtsilati dalam membaca
kitab kuning. Sedangkan penelitian ini tentang peran metode amtsilati dalam
memahami kitab kuning.
3.
Kerangka Berfikir
Dizaman yang modern ini mayoritas kegiatan belajar
mengajar menggunakan metode yang praktis, seperti halnya dalam memahami kitab
kuning. Untuk dapat memahami kitab kuning dengan mudah dan dengan cara yang
cepat sudah tersaji dalam metode yang bernama metode Amtsilati.
Penggunaan metode Amtsilati ini bertujuan agar memudahkan
santri dalam belajar memahami kitab kuning. Dalam aplikasinya, metode Amtsilati menekankan
keaktifan santri dalam proses pembelajaran dengan sedikit teori namun banyak
praktik
Sebagai salah satu usaha sadar dan terencana, Madrasah
diniyah Amtsilati Al-Istiqomah juga mempunyai fungsi untuk mewujudkan suasana
belajar yang menyenangkan agar santri dapat aktif dalam proses pembelajaran. Dengandemikian,
penggunaanmetode Amtsilati
dapat berperan sangat penting dalam memahami kitab kuning.
E.
MetodePenelitian
1.
DesainPenelitian
Desainpenelitianyaitu proses yang diperlukandalamperencanaandan
proses penelitian, yang terdiridari:
a.
Pendekatanpenelitian
Dalampenelitianinijenispendekatan
yang digunakanadalahpendekatankualitatif.
b.
Jenispenelitian
Adapunjenispenelitianiniadalahpenelitianlapangan.Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptifanalitik.Deskriptifanalitikbertujuanuntukmenggambarkan
data tentangperan metode amtsilati dalam memahami kitab kuning di madrasah diniyah Amtsilati
Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan,
adapunsubjekpenelitiannyaadalahsantri amtsilati
2.
Sumber
Data
a.
Sumber
Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diambilsecaralangsungdarisumbernya/objek
yang diteliti.[11]
Adapun yang menjadisumber data primer dalampenelitianadalahsantri Amtsilatidankepalaserta
guru madrasah
diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunderadalah data yang diambiltidaklangsungdarisumbernya,
bisadiambildari data yang sudahadamaupunmengutipdari literature.[12]Dalampenelitianini
yang menjadisumber data sekunderadalahbuku-buku lain yang
relevandenganjudulini.
3.
TeknikPengumpulan
Data
Untukmemperoleh data daninformasi yang dibutuhkandalampenelitianini,
penulismenggunakanbeberapa instrument pengumpulan data sebagaiberikut:
a.
MetodeObservasi
( Pengamatan)
Metodeobservasiadalahmetodepengumpulan data
penelitiandenganmelaluipengamatanterhadapobyek yang
diteliti.Metodeobservasiakanlebihbaikbiladigunakanolehpenelitiuntukmengumpulkan
data penelitian yang berupaperilaku, kegiatan, atauperbuatan yang
sedangdilakukanolehsubjekpenelitian.[13]Metodeiniseringdigunakanpada
data kualitatifkarenauntukmembuktikankebenaranpenyelesaianresponden.[14]
Metodeinidigunakanuntukmendapatkan datasepertigambaran proses
pembelajaran di madrasah diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso.
b.
MetodeWawancara
Wawancaraadalah proses
interaksiataukomunikasisecaralangsungantarapewawancaradenganresponden.[15]Metodeinidigunakanuntukmendapat data mengenaiperan
metode amtsilati dalam memahami kitab kuning danhallain yang berhubungan.
c.
MetodeDokumentasi
Metodedokumentasimerupakanteknikpengumpulan
data penelitianmengenaihal-hal yang yangberupacatatan, transkrip,koran, buku,
majalah, prasasti, dan lain-lain.[16]Penelitian
yang dilakukanadalahpengumpulan data-data santri amtsilati.
4.
TeknikAnalisis
Data
Nana Sudjana, memberipenjelasanbahwa data
kualitatifdarihasilpenelitiandapatdisusundalambentuk table
danlangsungditafsirkanuntukmenyusunkesimpulanhasilpenelitian.Teknikstatistik
yang digunakanuntukmendeskripsikanhasilpenelitiandari data kualitatif, antara
lain: persen, kuartil ranking, mean, mode
median, bagan, grafik, dantable.
Pemakaiantekniktersebutjenis data yang diperolehdarihasilpenelitian.Bila data
hasilpenelitiandalambentuk data nominal ataukategoris.Maka,
teknikanalisisdatanyamenggunakanpersen, kuartil, mean, mode, dan median.[17]Penulismemberikanpemaparantentangperan metode amtsilati dalam memahami kitab
kuning pada santri amtsilati di madrasah diniyah Amtsilati Al-Istiqomah
Wonoyoso, yang
kemudiandianalisisolehpenulisdandituangkandalambentukdeskripsi-deskripsi.
F.
SistematikaPenulisan
Untuk
mempermudah penjelasan dan pemahaman pokok-pokok masalah yang akan dibahas,
maka penulisakanmenyusunsistematikapenulisansebagaiberikut :
Bab I : Pendahuluan, berisitentangLatarBelakangMasalah, RumusanMasalah,
TujuandanKegunaanPenelitian, TinjauanPustaka, MetodePenelitian,
danSistematikaPenulisan.
Bab II kajianteoritentangperan metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning.Pada
bab ini membahas tentang: 1. metode Amtsilati, meliputi : pengertian metode
Amtsilati, sejarah metode Amtsilati. Tujuan penggunaan metode Amtsilati,
kekurangan dan kelebihan metode Amtsilati 2. Kemampuan memahami kitab kuning,
meliputi : pengertian kitab kuning, tujuan memahami kitab kuning.
Bab
III Deskripsi hasil penelitian yang berisi gambaran umum Madrasah Diniyah
Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan, meliputi letak geografis,
sejarah singkat, struktur organisasi, keadaan sarana prasarana serta keadaan
guru dan siswa. Data tentang pelaksanaan dan penggunaan metode Amtsilati di
Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah dalam memahami kitab kuning. meliputi
materi pembelajaran, suasana pembelajaran, kendala dan evaluasi.
Bab
IV Analisis peran metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah
Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan, yang berisi analisis
data yang kemudian disesuaikan atau dihubungkan dengan teori yang sudah ada dan
kemudian diambil kelebihan dan kelemahannya, yaitu analisis tentang materi,
suasana, guru, kendala, serta evaluasi pembelajaran.
Bab V Penutup yang
berisikesimpulandan saran-saran
sertabagianterakhirataupelengkapmemuatdaftarpustaka,
daftarriwayathidupdanlampiran-lampiran.
[1]M.
Misbah, Jurnal Pemikiran Alternatif
Kependidikan “Taufiqul Hakim (Amsilati) dan Pengajaran Nahwu-Sharaf,
(Purwokerto : Insania), 2006, hlm. 3-7.
[2] Sri Anitah W, dkk, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta :
Universitas Terbuka, 2011), hlm. 1.24.
[3]M. Misbach, Op.Cit, hlm.7.
[4]Sahal
Mahfudh dan Salman Dahlawi, Ensiklopedia NU,Amsilati,MetodeBaruNgajiNahwu,
(Ensiklopedi NU, 2012), hlm.1-2.
[6]Naifah, Teratai (Terampil Atur Nilai) Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Efektif Aplikatif, (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
2012), hlm. 37.
[7]Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab,
(jogjakarta : Diva Press, 2012), hlm. 58-71.
[8]Himmah
Aulia, Skripsi aplikasi model amtsilati dalam pembelajaran kitab kuning
(studi pada madrasah diniyah putri pondok pesantren addainuriyah 2 semarang)(Semarang
: Institut Agama Negeri Islam, 2010), hlm.
4.
[10]Irwan Fathullah, Skripsi Penerapan Metode Amtsilati Dalam Membaca Kitab
Kuning Di Pesantren Al-Hikam Malang, (Malang : Universitas Islam Negeri
Malang, 2008), hlm. 77.
[11]Yusuf nalimdanSalafudin, StatistikaDeskriptif(Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2012), hlm. 43.
[13]JohniDimyati, MetodePenelitianPendidikandanAplikasinyapadaPendidikanAnakUsiaDini, (Jakarta:KencanaPrenada Media
Group, 2013),hlm.
92.
Komentar
Posting Komentar