BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar, sangat penting bagi seorang guru untuk mempunyai berbagai metode. Ia harus mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimanakah kegiatan belajar-mengajar itu terjadi, dan langkah-langkah apakah yang harus ia tempuh dalam kegiatan tersebut. Jika seorang guru tidak mempunyai metode dalam mengajar, apalagi tidak menguasai materi yang hendak disampaikan, maka kegiatan belajar dan mengajar tersebut tidak akan maksimal, bahkan cenderung gagal.
Macam-macam  metode  telah  banyak  digunakan  dalam  dunia  pendidikan formal, non-formal,  maupun  di  dunia  pesantren. yang digunakan  adalah kitab-kitab kuning yang tanpa harakat yang dibutuhkan dalam memahami kitab kuning  tersebut  dengan  menggunakan  Nahwu  dan  Sharaf  yang  sekarang  ini dianggap  sangat  sulit  dalam  mempelajarinya,  oleh  karena  itu  banyak para ulama membuat metode-metode yang gampang dipelajari oleh peserta didik yang tanpa memerlukan waktu yang terlalu lama dalam mempelajarinya dan memahami kitab kuning,  yaitu  metode  Amtsilati  yang  saat  ini  sudah  banyak diterapkan  oleh  pesantren-pesantren maupun madrasah-madrasah diniyah.
Penggunaan kitab kuning sebagai referensi di Pesantren dan di Madrasah Diniyah juga telah diatur dalam peraturan pemerintah. Pekapontren Blora : Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 pasal 24 ayat 2 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan menyatakan bahwa pendidikan Al-Qur’an terdiri dari Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA/TKQ), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) , Ta’limul Qur’an Lil Aulad (TQA), dan bentuk lainnya yang sejenis.
Al-Istiqomah merupakan suatu lembaga pendidikan islam yang terdiri dari Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah Amtsilati. Dimana Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan tingkatan awal yang mengajarkan baca tulis Al-Qur’an, untuk melanjutkan ke tingkatan berikutnya yaitu di Madrasah Diniyah Amtsilati santri harus terlebih dahulu lulus dari tingkat TPQ. Dan di tingkat Madrasah Diniyah Amtsilati ini mengajarkan bagaimana memahami kitab kuning, agar memudahkan para santrinya maka digunakanlah metode Amtsilati, yaitu cara cepat memahami kitab kuning. Berdasarkan realita, masalah umum yang sering kali dijumpai ketika  seseorang yang ingin dapat memahami kitab kuning, maka minimal ia harus hapal 1000 bait nadham Alfiyah yang ditempuh dengan waktu minimal 1 tahun bahkan sampai 2 atau 3 tahun. Setelah hapal Alfiyah pun  seseorang  tidak serta-merta dapat  memahami kitab kuning karena yang dihapalkan barulah  rumus-rumus sehingga ia harus belajar mengaplikasikan rumus-rumus tersebut dalam kitab-kitab kuning yang ada.[1]
Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah didapatkan masalah antara lain : 1) strategi pembelajaran yang kurang efektif dikarenakan pembagian kelas yang tidak disesuaikan berdasarkan jilid.2) dalam praktek membaca kitab kuuning, yang digunakan hanyalah kitab Safinatun Najah saja, sehingga santri kurang benar-benar teruji ketika membaca kitab kuning lainnya.
Dengan berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Peran Metode Amtsilati dalam Memahami Kitab Kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan”.

B.    RumusanMasalah
RumusanMasalahmerupakansalahsatupokok yang cukuppentingdalamkegiatanpenelitiansehinggapenelitimerasaperludanpentingsekaliuntukmembuatrumusan-rumusanmasalah yang akanditelitidandicarikanjawabannya. Penelitidalamkegiataninimerumuskanmasalahsebagaiberikut:
1.     Bagaimana pemanfaatan metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan ?
2.     Bagaimana peran metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan?
3.     Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan ?

C.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Mengacupadarumusanmasalah yang penelitipaparkan di atas, makamenjadijelasbahwapenelitianinimempunyaitujuan:
1.     Untuk mendeskripsikan pemanfaatan metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan
2.     Untuk mendeskripsikan peran metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan
3.     Untuk mendeskripsikan Faktor pendukung dan penghambat peran metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan
Adapun manfaat atau kegunaan dari diadakan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis, dengan penjelasan sebagai berikut :
1.       ManfaatsecaraTeoritis
a.      Hasilpenelitianiniakanmenjaditambahanwawasanpengetahuan yang diharapkan bisamenjadipijakanpengambilankebijakandanpembuatan program-program yang ada di Madrasah Diniyah Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan
b.     Diharapkandapatmemberikanusahauntukmeningkatkanpartisipasimasyarakatterhadappenyelenggaraanpendidikan.

2.       ManfaatsecaraPraktis
a.       Hasilpenelitianiniakanmenjadikajiankritisbagipenelitiuntukmengembangkanilmu yang penelitiperoleh agar bergunabagi agama bangsadannegara.
b.       Hasil penelitian ini akan melengkapi perbendaharaan karya ilmiah dalam dunia pendidikan yang dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau bahkan rujukan bagi siapapun yang bermaksud mengadakan penelitian selanjutnya.

D.    Tinjauan Pustaka
1.           Analisis Teori
a.      Metode Amtsilati
Menurut Sri Anitah W, dkk dalam bukunya yang berjudul “strategi pembelajaran di SD” menjelaskan bahwa Metode dalam bahasa Inggris Method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan pembelajaran, metode berarti suatu cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar. Joni (1992/1993) mengemukakan bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.[2]
Menurut M. Misbach, dari jurnalnya yang berjudul “Jurnal pemikiran alternatif kependidikan Taufiqul Hakim “Amtsilati” dan Pengajaran Nahwu-sharaf”. Menjelaskan bahwa Amtsilati yaitu  suatu metode  yang  tepat  untuk  belajar  memahami  kitab  kuning  tanpa  harus  memakan waktu yang lama dalam memahami kitab kuning. H. Taufiqul Hakim. Beliaulah yang menciptakan metode amtsilati tersebut, Ia menawarkan satu metode baru dalam pembelajaran Nahwu-Sharaf yang dikenal dengan nama metode Amtsilati. Nama ini bermula dari nama kitab yang ia susun dan sebagai pijakan materi pembelajaran, Kitab Amtsilati, yang terdiri dari 5 jilid. Asumsi dasar yang digunakan adalah para pemula merupakan orang yang belum tahu sama sekali tentang apa yang akan dipelajarinya sehingga ia membuat skala prioritas materi-materi yang diperlukan bagi mereka. Penyampaian materi bermula dari yang mudah terlebih dahulu kemudian sedikit demi sedikit masuk ke materi yang sulit. Dalam aplikasinya, metode Amtsilati menekankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan sedikit teori namun banyak praktik.[3]
Sedangkan menurut Sahal Mahfudh dan Salman Dahlawi, dalam artikelnya yang berjudul “Ensiklopedia NU, Amsilati, Metode Baru Ngaji Nahwu” menjelaskan bahwa metode amtsilati tersebut tertuang dalam beberapa buku maupun jilid, yaitu Tattimah, Qoidati, Khulashoh, Sharfiyah, dan lima jilid amtislati dengan materi yang berbeda-beda. [4]
b.     Kemampuan dalam memahami kitab kuning
Kitab kuning, disebut kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning yang pada asal muasalnya di bawa dari Timur Tengah pada awal abad kedua puluh dan ditulis dengan huruf arab atau di Indonesia di tulis ulang dengan huruf Arab versi Melayu atau sesuai dengan daerah setempat. Karena warna kertasnya berwarna kuning, akhirnya untuk memudahkan penyebutan kitab tersebut, maka dikatakan “kitab kuning”, yaitu hakikat sebenarnya yaitu suatu kitab atau buku yang kertasnya berwarna kuning, dan kitab atau buku ini umumnya diajarkan di pondok-pondok pesantren tradisional.
Mahfudh Ikhasan al-Winai dalam bukunya yang berjudul “Konsep Kitab Kuning” menjelaskan tentang gramatikal bahasa Arab[5]
Menurut Naifah dalam bukunya yang berjudul “Teratai (Terampil Atur Nilai) Metode Pembelajaran Bahasa Arab Efektif Aplikatif” menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Arab yaitu ilmu yang mempelajari berbagai metode pembelajaran bahasa untuk menciptakan kegiatan pembelajaran bahasa Arab yang berkualitas, tepat sasaran dan berhasil guna.[6]
Menurut Ulin Nuha dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab” menjelaskan bahwa problematika pengajaran bahasa Arab itu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yaitu pertama faktor linguistik yang terdiri dari  tata bunyi, kosakata, tata kalimat, dan tulisan, kedua faktor Non linguistik  yang terdiri dari sosio-kultural dan sosial budaya[7]
2.           Penelitian yang relevan
Dalam hal ini penulis mengambil beberapa sumber sebagai rujukan perbandingan, diantaranya yaitu sebagai berikut :
Skripsi dari Himmah Aulia, program studi pendidikan Agama Islam jurusan Tarbiyah IAIN Walisongo tahun 2010 yang berjudul “Aplikasi Model Amtsilati Dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Studi Pada Madrasah Diniyah Putri Pondok Pesantren Addainuriyah 2 Semarang” menjelaskan Secara umum, pelaksanaan model Amtsilati ini sudah terlaksana sesuai prosedur seperti yang terdapat di pondok pesantren Darul Falah, Jepara. Namun demikian masih ada beberapa problematika yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model Amtsilati tersebut.[8]
Skripsi Thoifah Akhmilani, Progam studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan tahun 2009 yang berjudul “Pengaruh Metode Amtsilati terhadap kemampuan Berbahasa Arab Peserta didik di TPQ “IBNU KATSIR ROWOKEMBU-WONOPRINGGO” menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran metode amtsilati di TPQ Ibnu katsir Rowokembu Wonopringgo dalam kategori cukup.Sedangkan kemampuan berbahasa arab peserta didik dalam kategori cukup. Setelah dianalisis disimpulkan ada pengaruh yang signifikan pembelajaran metode amtsilati terhadap kemampuan berbahasa Arab peserta didik TPQ Ibnu Katsir Rowokembu Wonopringgo. [9]
Skripsi Irwan Fathullah progam studi Pendidikman Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Negeri Malang tahun 2008, yang berjudul “Penerapan Metode Amtsilati Dalam Membaca kitab Kuning Di Pesantren Al-Hikam Malang” skripsi tersebut menjelaskan motivasi  dan  tujuan  penerapan  metode  Amtsilati  yang  pertama  adalah  karena memandang  bahwa  metode-metode  pembelajaran  bahasa diterapkan  sebelumnya  kurang  mendapat  hasil  yang  optimal,  yang  kedua  adalah adanya  ketertarikan  terhadap  metode  Amtsilati  yang  dipandang  sangat  mudah, efektif,  dan  efisien,  serta  dalam  waktu  yang  cepat  peserta  didik  dengan  mudah dapat memahami materi. Sedangkan tujuan diterapkannya Amtsilati di Al-Hikam adalah  untuk  memberikan  modal  kepada  para  santri  Al-Hikam  dalam  membaca kitab. Mengenai waktu pembelajaran yang seharusnya 6 bulan ditargetkan mampu membaca  kitab  (sebagaimana  yang  diterapkan  PP.  Darul  Falah  Jepara) dikarenakan  santri-santri  di  PP.  Darul  Falah  rata-rata  masih  berusia  anak-anak yang lebih difokuskan kepada penghafalan dan pemahaman, tidak demikian di Al-Hikam,  di  sana  diperpanjang  hingga  2  tahun  menimbang  kesibukan  santri  yang tidak hanya di dalam pesantren.[10]
Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut di atas yaitu sama-sama meneliti tentang Amtsilati hanya saja yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Himmah Aulia yang berjudul “Aplikasi Model Amtsilati Dalam Pembelajaran Kitab Kuning (Studi Pada Madrasah Diniyah Putri Pondok Pesantren Addainuriyah 2 Semarang” yaitu tempat penelitiannya. Penelitian ini mengambil tempat di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso.
Pada penelitian Thoifah Akhmilani yang berjudul “Pengaruh Metode Amtsilati terhadap kemampuan Berbahasa Arab Peserta didik di TPQ “IBNU KATSIR ROWOKEMBU-WONOPRINGGO” yang membedakan yaitu penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif selain itu, penelitian tersebut menjelaskan bahwa metode amtsilati berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa arab.
Sedangakan pada penelitian Irwan Fathullah yang berjudul “Penerapan Metode Amtsilati Dalam Membaca kitab Kuning Di Pesantren Al-Hikam Malang” yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu selain lokasi penelitiannya juga tentang penerapan metode Amtsilati dalam membaca kitab kuning. Sedangkan penelitian ini tentang peran metode amtsilati dalam memahami kitab kuning.
3.           Kerangka Berfikir
Dizaman yang modern ini mayoritas kegiatan belajar mengajar menggunakan metode yang praktis, seperti halnya dalam memahami kitab kuning. Untuk dapat memahami kitab kuning dengan mudah dan dengan cara yang cepat sudah tersaji dalam metode yang bernama metode Amtsilati.
Penggunaan metode Amtsilati ini bertujuan agar memudahkan santri dalam belajar memahami kitab kuning. Dalam aplikasinya, metode Amtsilati menekankan keaktifan santri dalam proses pembelajaran dengan sedikit teori namun banyak praktik
Sebagai salah satu usaha sadar dan terencana, Madrasah diniyah Amtsilati Al-Istiqomah juga mempunyai fungsi untuk mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan agar santri dapat aktif dalam proses pembelajaran. Dengandemikian, penggunaanmetode Amtsilati dapat berperan sangat penting dalam memahami kitab kuning.

E.        MetodePenelitian
1.       DesainPenelitian
Desainpenelitianyaitu proses yang diperlukandalamperencanaandan proses penelitian, yang terdiridari:
a.       Pendekatanpenelitian
Dalampenelitianinijenispendekatan yang digunakanadalahpendekatankualitatif.
b.     Jenispenelitian
Adapunjenispenelitianiniadalahpenelitianlapangan.Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptifanalitik.Deskriptifanalitikbertujuanuntukmenggambarkan data tentangperan metode amtsilati dalam memahami kitab kuning di madrasah diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan, adapunsubjekpenelitiannyaadalahsantri amtsilati
2.     Sumber Data
a.        Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diambilsecaralangsungdarisumbernya/objek yang diteliti.[11]
Adapun yang menjadisumber data primer dalampenelitianadalahsantri Amtsilatidankepalaserta guru madrasah diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso.
b.     Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunderadalah data yang diambiltidaklangsungdarisumbernya, bisadiambildari data yang sudahadamaupunmengutipdari literature.[12]Dalampenelitianini yang menjadisumber data sekunderadalahbuku-buku lain yang relevandenganjudulini.
3.     TeknikPengumpulan Data
Untukmemperoleh data daninformasi yang dibutuhkandalampenelitianini, penulismenggunakanbeberapa instrument pengumpulan data sebagaiberikut:
a.      MetodeObservasi ( Pengamatan)
Metodeobservasiadalahmetodepengumpulan data penelitiandenganmelaluipengamatanterhadapobyek yang diteliti.Metodeobservasiakanlebihbaikbiladigunakanolehpenelitiuntukmengumpulkan data penelitian yang berupaperilaku, kegiatan, atauperbuatan yang sedangdilakukanolehsubjekpenelitian.[13]Metodeiniseringdigunakanpada data kualitatifkarenauntukmembuktikankebenaranpenyelesaianresponden.[14]
Metodeinidigunakanuntukmendapatkan datasepertigambaran proses pembelajaran di madrasah diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso.
b.     MetodeWawancara
Wawancaraadalah proses interaksiataukomunikasisecaralangsungantarapewawancaradenganresponden.[15]Metodeinidigunakanuntukmendapat data mengenaiperan metode amtsilati dalam memahami kitab kuning danhallain yang berhubungan.
c.      MetodeDokumentasi
Metodedokumentasimerupakanteknikpengumpulan data penelitianmengenaihal-hal yang yangberupacatatan, transkrip,koran, buku, majalah, prasasti, dan lain-lain.[16]Penelitian yang dilakukanadalahpengumpulan data-data santri amtsilati.


4.     TeknikAnalisis Data
Nana Sudjana, memberipenjelasanbahwa data kualitatifdarihasilpenelitiandapatdisusundalambentuk table danlangsungditafsirkanuntukmenyusunkesimpulanhasilpenelitian.Teknikstatistik yang digunakanuntukmendeskripsikanhasilpenelitiandari data kualitatif, antara lain: persen, kuartil ranking, mean, mode median, bagan, grafik, dantable. Pemakaiantekniktersebutjenis data yang diperolehdarihasilpenelitian.Bila data hasilpenelitiandalambentuk data nominal ataukategoris.Maka, teknikanalisisdatanyamenggunakanpersen, kuartil, mean, mode, dan median.[17]Penulismemberikanpemaparantentangperan metode amtsilati dalam memahami kitab kuning pada santri amtsilati di madrasah diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso, yang kemudiandianalisisolehpenulisdandituangkandalambentukdeskripsi-deskripsi.

F.     SistematikaPenulisan
Untuk mempermudah penjelasan dan pemahaman pokok-pokok masalah yang akan dibahas, maka penulisakanmenyusunsistematikapenulisansebagaiberikut :
Bab I    : Pendahuluan, berisitentangLatarBelakangMasalah, RumusanMasalah, TujuandanKegunaanPenelitian, TinjauanPustaka, MetodePenelitian, danSistematikaPenulisan.
Bab II kajianteoritentangperan metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning.Pada bab ini membahas tentang: 1. metode Amtsilati, meliputi : pengertian metode Amtsilati, sejarah metode Amtsilati. Tujuan penggunaan metode Amtsilati, kekurangan dan kelebihan metode Amtsilati 2. Kemampuan memahami kitab kuning, meliputi : pengertian kitab kuning, tujuan memahami kitab kuning.
Bab III Deskripsi hasil penelitian yang berisi gambaran umum Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan, meliputi letak geografis, sejarah singkat, struktur organisasi, keadaan sarana prasarana serta keadaan guru dan siswa. Data tentang pelaksanaan dan penggunaan metode Amtsilati di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah dalam memahami kitab kuning. meliputi materi pembelajaran, suasana pembelajaran, kendala dan evaluasi.
Bab IV Analisis peran metode Amtsilati dalam memahami kitab kuning di Madrasah Diniyah Amtsilati Al-Istiqomah Wonoyoso Buaran Pekalongan, yang berisi analisis data yang kemudian disesuaikan atau dihubungkan dengan teori yang sudah ada dan kemudian diambil kelebihan dan kelemahannya, yaitu analisis tentang materi, suasana, guru, kendala, serta evaluasi pembelajaran.
Bab V Penutup yang berisikesimpulandan saran-saran sertabagianterakhirataupelengkapmemuatdaftarpustaka, daftarriwayathidupdanlampiran-lampiran.





[1]M. Misbah, Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan “Taufiqul Hakim (Amsilati) dan Pengajaran Nahwu-Sharaf, (Purwokerto : Insania), 2006, hlm. 3-7.
[2] Sri Anitah W, dkk, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2011), hlm. 1.24.
[3]M. Misbach, Op.Cit, hlm.7.
[4]Sahal Mahfudh dan Salman Dahlawi, Ensiklopedia NU,Amsilati,MetodeBaruNgajiNahwu, (Ensiklopedi NU, 2012), hlm.1-2.
[5]MahfudhIkhasan al-Winai, Konsep Kitab Kuning, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995).
[6]Naifah, Teratai (Terampil Atur Nilai) Metode Pembelajaran Bahasa Arab Efektif Aplikatif, (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2012), hlm. 37.
[7]Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (jogjakarta : Diva Press, 2012), hlm. 58-71.
[8]Himmah Aulia, Skripsi aplikasi model amtsilati dalam pembelajaran kitab kuning (studi pada madrasah diniyah putri pondok pesantren addainuriyah 2 semarang)(Semarang : Institut Agama Negeri Islam, 2010), hlm. 4.
[9]Ibid, hlm. 62.
[10]Irwan Fathullah, Skripsi Penerapan Metode Amtsilati Dalam Membaca Kitab Kuning Di Pesantren Al-Hikam Malang, (Malang : Universitas Islam Negeri Malang, 2008), hlm. 77.
[11]Yusuf nalimdanSalafudin, StatistikaDeskriptif(Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2012), hlm. 43.
[12]Ibid.
[13]JohniDimyati, MetodePenelitianPendidikandanAplikasinyapadaPendidikanAnakUsiaDini, (Jakarta:KencanaPrenada Media Group, 2013),hlm. 92.
[14] Yusuf Nalim,OpCit,hlm.64.
[15]Ibid,hlm. 65.
[16]JohniDimyati,OpCit,hlm. 98.
[17]Ibid.

Komentar